Intinya, kesepakatan itu adalah tarif ekspor Indonesia saat ini menjadi nol (persen), dari sebelumnya ada yang 10 persen, 20 persen, sekarang menjadi nol, dan itu kesepakatan yang sangat amat baik untuk investasi, industri, dan ekonomi

Jakarta (ANTARA) – Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya menilai perjanjian ekonomi komprehensif Indonesia dan Uni Eropa (I-EU CEPA) membuka seluas-luasnya akses Indonesia ke Uni Eropa dalam berbagai bidang, termasuk di antaranya investasi, perdagangan, dan ekspor-impor.

Oleh karena itu, Teddy menyebut kesepakatan politik yang menandakan rampungnya negosiasi I-EU CEPA di Kantor Komisi Eropa, Gedung Berlaymont, Brussels, Minggu (13/7), sebagai momen yang bersejarah bagi hubungan Indonesia dan Uni Eropa, mengingat perundingan perjanjian itu telah berjalan selama kurang lebih 10 tahun.

“Intinya, kesepakatan itu adalah tarif ekspor Indonesia saat ini menjadi nol (persen), dari sebelumnya ada yang 10 persen, 20 persen, sekarang menjadi nol, dan itu kesepakatan yang sangat amat baik untuk investasi, industri, dan ekonomi,” kata Seskab Teddy.

Teddy melanjutkan perjanjian ekonomi komprehensif itu, jika nantinya diberlakukan, tidak hanya menyasar pada satu dua negara, tetapi seluruh anggota Uni Eropa yang terdiri atas 27 negara anggota. “Jadi, dapat dibayangkan, tentunya ini sangat baik, populasi Eropa sekitar 700 juta, berarti ini membuka seluas-luasnya hubungan antara Indonesia dan Eropa di segala bidang,” sambung Teddy.

Populasi Uni Eropa pada tahun 2024 sebanyak kurang lebih 450 juta jiwa, dan jika ditambah penduduk Rusia yang berada di Eropa, totalnya mencapai sekitar 700 juta jiwa.

Presiden Prabowo melawat di Brussels, Belgia, dan bertemu dengan dua petinggi Uni Eropa, yaitu Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, Presiden Dewan Eropa António Costa, kemudian Raja Belgia Philippe Léopold Louis Marie, Minggu.

Dalam pertemuan dengan Presiden von der Leyen, Presiden Prabowo mengumumkan Indonesia dan Uni Eropa berhasil merampungkan negosiasi I-EU CEPA setelah keduanya berunding selama 10 tahun. Dokumen implementasi I-EU CEPA ditargetkan ditandatangani oleh dua belah pihak pada September 2025.

"Hari ini kami berhasil membuat terobosan, setelah berunding selama 10 tahun, kami merampungkan perjanjian ekonomi komprehensif (CEPA), yang pada intinya merupakan perjanjian pasar bebas. Kami telah menyepakati banyak, banyak perjanjian, yang pada intinya kami akan saling mengakomodir kepentingan ekonomi satu sama lain, dan kami menemukan kepentingan-kepentingan itu saling menguntungkan satu sama lain," kata Presiden Prabowo saat jumpa pers bersama Presiden von der Leyen di Kantor Komisi Eropa, Brussels, Minggu.

Dalam kesempatan yang sama, Presiden von der Leyen juga mengumumkan Uni Eropa telah mengadopsi kebijakan visa terbaru untuk Indonesia, yang memberikan akses bagi pemegang paspor Indonesia untuk mengajukan visa Schengen multiple-entry dalam kunjungan keduanya ke negara-negara Uni Eropa.

"Artinya, mulai dari sekarang warga negara Indonesia yang berkunjung ke Uni Eropa untuk kedua kalinya dapat mengajukan visa Schengen yang berjenis multi-entry," kata Presiden Komisi Eropa saat jumpa pers bersama dengan Presiden Prabowo.

Pemilik visa Schengen multi-entry​​​​​​​ dapat masuk ke wilayah Uni Eropa berulang kali dengan satu dokumen visa yang sama.

Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.